Saat ini, siapa orang yang paling Anda percayai?
Dapatkah Anda menyebut satu-dua nama?
Apakah nama-nama itu langsung tercetus atau Anda harus pikir-pikir dulu? Lalu sebaliknya, kira-kira siapa saja yang percaya pada Anda?
Buat saya, alangkah menyedihkannya jika sampai tak dipercaya melakukan sesuatu yang kita yakin bisa. Namun, kita sering lupa, bahwa untuk bisa dipercaya orang lain, pertama kali kita harus punya integritas terhadap diri sendiri. Contohnya, ehm…sudah berapa kali kita berjanji pada diri sendiri tetapi tak menepatinya? Seolah, tidak apa-apa kalau kita ingkar terhadap diri sendiri. Padahal, cepat atau lambat, sikap ini akan berpengaruh terhadap kredibilitas kita di mata orang lain. Entah itu klien, rekan kerja, sahabat, pasangan, bahkan anak-anak.
Kalau begitu mana yang lebih sulit, menepati janji pada orang lain atau pada diri sendiri? Buat saya, jawabannya adalah pada diri sendiri, karena seseungguhnya di situ kita bergelut dengan rasa malas dan masa bodoh. Ditambah lagi, kita merasa tidak sedang dinilai oleh siapa-siapa meskipun hati kecil tahu ada yang salah.
Kembali lagi ke soal rasa percaya. Menurut saya, kredibilitas adalah hal yang tidak bisa ditawar. Kredibilitas, seperti yang saya pelajari hari ini, adalah gabungan dari integritas dan kompetensi. Apakah kita orang yang jujur, berpegang pada prinsip, bisa menyimpan rahasia, satu kata antara pikiran, ucapan, dan perbuatan, semua itu membangun integritas. Sementara kompetensi tumbuh ketika kita bisa memberi bukti kemampuan dan keberhasilan. Sangat menantang, bukan? Semoga kita menjadi semakin baik.
Published on Prevention Indonesia Magazine, May 2012
No comments:
Post a Comment